Betapa aku paham tentang memahami yang tergelincir dari lengkung disudut bibir yang gemanya paling bisu diantara setiap tatapan mata. Diantara kepedulian yang saling.
Entah berapa ratus kata
kita tulis, dengan tinta yang kian lama kian tebal kita perlahan tak pernah
acuh dengan tawa yang diperdebatkan.
Berapa panjang kalimat
manis terangkai, menjadikannya mengerti dimana letak titik dan koma tanpa perlu
dieja dengan lisan. Berapa banyak senyum merekah yang kita buat, perihal menerjemahkan
warna-warna pucat menjadi ceria. Atau isi kepala yang belum mampu membaca
kehidupan; perkara haru yang kerap kita bagi, menawar lelah dengan menyertakan masing-masing
kita di setiap doa.
Semua berproses melalui
cerita.
Tidak ada yang
selamanya, termasuk pisah. Kini jarak kita tepis dalam satu pelukan. Memeluk
kerinduan yang sama seperti pertama kali memulai cerita, dilembar pertama
kuliah. Masih lekat dalam ingatan tapi rasanya beda, karena disanalah
kita-yang-dengan-penuh-perjuangan-belajar-menjadi seorang wanita seutuhnya; istri dan ibu.
Semoga kemana pun kaki
kita melangkah, persahabatan akan menjadi apa-apa yang sejatinya perlu dijaga;
hingga uban menutup sebagian atau penuh kepala dan ingatan kita.
Dan kita yang lemah sepantasnya
memuji Sang Pencipta, bersyukur dalam setiap helaan nafas yang masih diberi,
detak jantung yang tak lelah memacu untuk menyambung tali silaturrahim, semakin
erat. Menuntun satu per satu langkah, sebab kita tahu jika saja salah kaki ini
melangkah tidak begini yang kita bagi kisahnya.
Kesabaran memang tak ada
habisnya. Menanti gema Ramadhan, yang semakin syahdu. Meluangkan banyak waktu
untuk dekat denganNya, bersimpuh sujud penuh rindu. Bersyukurlah sebab kita
diselamatkan dari banyak kejatuhan yang mungkin lebih buruk dari yang
seharusnya.
RAMADHAN KAREEM.
RAMADHAN MUBARAK.
Wardrobe: MG House Of Boutique
Original Design by Mega
MUA: Cinantya Phinastika
Photo and Edited: Daunhitam Photo
Stylist: Fisa
No comments:
Post a Comment