Thursday, January 31, 2013

Diam..

Thursday, January 31, 2013
Hal tersulit dalam kehidupan ini bukanlah untuk melampaui orang lain, tetapi melampaui ego dan diri kita sendiri. -sakeena


Sejujurnya, saya tipe orang yang ekspresif, apa-apa ingin dicomment. Apa-apa ingin saya ucapkan.Terlebih menulis PM di BBM atau sekedar ngetweet, jadi apa yang saya ingin katakan ya saya katakan. Apa yang ingin saya tulis ya saya langsung tulis. Tanpa ada kendali untuk menunda mengungkapkannya.

Pun kalau bicara. Hingga entah berapa orang teman-teman lama atau baru yang langsung ngerespon saya dengan bilang; "..kalo ngomong tuh, sambil napas kali.." , "..ngomongnya pake titik koma sih.." atau ".. heboh amat sih lo..". Padahal nadaku bicara ya memang menggebu-gebu seperti itu. Apalagi kalau cerita. Beh, tancap gas terus. Blak-blakan.

Tapi belakangan ada banyak hal yang memicu salah paham dari sifat saya yang satu itu. Entah bagaimana saya harus memulai cerita. Tapi intinya, kesalah pahaman semakin memanas dan.. mau ngga mau memaksa saya untuk mengontrol semua yang saya katakan, semua yang saya tulis di  media  sosial. Banyak kecaman dari lingkungan sekeliling saya. Dan saya tahu ada yang harus dibenahi dari diri saya. Berpikir sejenak, ini watak, ini karakter. Apa bisa? "Ini gue, kalo lo bisa terima gue yang gini ya lo bisa jadi temen gue. Kalo ngga, yaudah gapapa." Egois banget yaa, itu. Overall, perealisasiannya lebih ke selfcontrol aja sih.

Tapi yang saya tak habis pikir, apa yang membuat seseorang lebih memilih (katakan saja) memutuskan tali silaturrahim ketika sedang berada pada kondisi salah paham yang lagi panas-panasnya? Itukah solusi terbaiknya? Tak bisakah saling beradu pandang sebentar, saling mendinginkan isi kepala, kemudian menurunkan level ego masing-masing beberapa derajat lebih rendah untuk menjelaskan duduk perkara, mencari benang merah, kemudian memilih saya dan atau kamu yang bagian mana yang harus diperbaiki.

Anyway, kita juga ngga bisa sebelah pihak menyalahkan orang lain. Apalagi yang sudah berpandangan negatif sama kita. Dear, itu tak patut dicontoh. Tapi itu hak mereka. Kita punya Allah, Dia tidak buta dan tidak tuli. Dia sebaik-baik Dzat Yang Maha Menilai. Mulai  sekarang, tak usah lagi pedulikan kata orang. Lebih baik dipandang buruk oleh manusia, daripada dipandang buruk oleh Allah kan? Alangkah baiknya lagi juga kita saling menjaga perilaku dan tutur kata, baik dihadapan sesama atau dihadapan Tuhannya.

Ada hal-hal yang bila semakin dijelaskan justru semakin tidak dimengerti, seberapa pun kita ingin dimengerti. Itulah saatnya diam. -falafu

Dan ini waktunya kamu berpikir lebih dewasa. Bukan acuh tapi lebih mengontrol segala tindak nafsu termasuk bicara. Ditengah semua hinaan, sindiran orang kepadamu. Adakalanya kita sadar yang hanya perlu kita lakukan adalah diam, tersenyum dan istighfar. Percaya, suatu saat nanti ada masanya kamu menertawakan masamu sekarang. Sambil tertawa dan berkata; "..ehh, iya ya kok gue dulu begok banget sih.."

Diam! Jangan berpikir
Perbanyak gunakan hati
Diam! Jangan mengeluh
Penrbanyak mensyukuri apa yag ada sekarang
Diam! Jangan mengatur
Perbanyak memberi ruang tanpa membatasi
Diam! Jangan megkritik
Perbanyak merefleksi pada diri sendiri
Diam! Jangan komentar
Perbanyak mengingat nama Tuhanmu
Diam! Berhentilah bicara
Yang kamu butuh hanya tersenyum :)


Thursday. 31st Jan, 2013. 9:03 PM. fisaaprillio.

No comments:

Post a Comment

Design by saturday love sunday